BUMANTARA : Kesatuan Peradaban Asia Tenggara

July 16, 2021 / Comments (0)

Uncategorized

BUMANTARA : Kesatuan Peradaban Asia Tenggara

I. Pengertian Bumantara

Bumantara merupakan gabungan dari kata Bumi dan Antara, yakni sebuah kawasan yang terbentang antara samudra dan benua. Istilah ini diperkenalkan oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1987), untuk menerangkan kawasan dan komunitas yang terletak di Asia Tenggara. Kawasan yang berkembang secara unik dan strategis dalam perjalanan evolusi manusia, sebuah bumi yang memperantarai.

Keragaman budaya dan biodiversitas yang menakjubkan, membuat peradaban ini, tak mampu atau kesulitan merumuskan dirinya. Istilah South East Asia atau Asia Tenggara digunakan dalam perang Dunia II, untuk menandai geografi militer, dan menghilangkan kekaburan identitas. Sebelumnya, kawasan ini dinamai sesuai yang memberi nama, kecuali mereka sendiri. Indonesia berasal dari kepulauan India (Indo Nesos) yang sebelumnya Nederland Indie atau kepulauan Hindia Belanda. Sementara Myanmar dan Thailand disebut Further India (Inggris) dan Achter India (Belanda) yang berarti India Belakang. Vietnam, Kamboja dan Laos disebut sebagai Indochina, atau bahkan disebut sebagai Little China atau Cina kecil. Dalam bahasa Prancis, kawasan ini juga disebut ” l’ Indie Exterieur ” atau India luar. Di India juga berkembang faham untuk memasukkan kawasan Greater India atau India Raya. Filipina mengambil nama dari raja Spanyol Philip II. Ringkasnya, kawasan ini didefinisikan dan diberi nama oleh pihak luar, kecuali dirinya sendiri.

Padahal, jika ditelusuri mendalam, manusia yang menyebar dikawasan ini mempunyai ciri tersendiri, yang berbeda dengan peradaban Cina, India, Timur Tengah, Afrika atau Eropa. Mereka memiliki ciri fisik, gaya hidup dan bahasa Austronesia. Mereka lebih terbuka, toleran, kawin campur dan memiliki local genius yang membangun sebuah peradaban tersendiri. Mereka hidup dalam satu bentang bumi yang melingkupi dan memperantarai seluruh keragaman yang ada. Karenanya, komunitas dan kawasan ini, lebih tepat disebut sebagai Bumantara.

II. WAHANA Perjumpaan

Berdasarkan latar pemikiran diatas, dibutuhkan sebuah lembaga atau platform yang dapat berfungsi sebagai Wahana Perjumpaan budaya dan komunitas di kawasan Bumantara. Wahana yang dapat meneruskan interaksi yang telah berlangsung selama berabad abad membangun peradabannya yang khas.

Memang telah ada lembaga yang memperantarai secara politik, yakni ASEAN yang didirikan melalui deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967, yang di tandatangani oleh : Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina. Kini telah berkembang menjadi 12 negara. Namun lembaga ini, lebih menekankan peranan negara terutama di bidang politik dan ekonomi untuk kestabilan kawasan. Kerjasama sosial dan budaya telah dikembangkan, namun belum dalam konteks peradaban dan bioregion.

Karenanya, kehadiran Bumantara sebagai Wahana Perjumpaan merupakan kehendak sejarah.

III. ASAS

Bumantara berasaskan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Asas ini merupakan visi sekaligus misinya. Proses melakukan programnya, mencerminkan sifat dari tujuannya.

IV. PROGRAM

Ada Lima Program Utama, yang kemudian dikembangkan dalam kegiatan khusus.

4.1. Ekoliterasi BUMANTARA

Mengembangkan konsep, penelitian dan curah pendapat tentang Bumantara dari masing masing komunitas budaya : Jawa, Thai, Kamboja, Melayu, Budaya Kepulauan dan Perkotaan. Mengkaji peradaban dan nilai dasar yang menginspirasi kawasan. Membangun sebuah paradigma Bumantara.

4.2. Parlemen Budaya.

Secara kelembagaan dikembangkan parlemen budaya yang memperantarai dan mengaktualkan kekuatan masyarakat. Model yang digunakan adalah Parliament of Culture Europa dan bagan Borobudur.

4.3. Balai Seni dan Kota Kreatif

Mengembangkan kegiatan lokal genius yang menjadi ciri utama kawasan yakni estetika dan kreativitas. Kegiatan berupa festival, pameran, mice, upacara sosial dan kota kreatif.

4.4. BOMP 4.0

Program rintisan dalam bidang alam dan tatanan ekologi baru. Kerjasama antar komunitas dan lintas negara. Menyusun Bumantara Order Model Project, BOMP 4.0.

4.5. Komunikasi Publik dan Kerjasama Kelembagaan.

 

TAUFIK RAHZEN

budayawan yang lahir di Waingapu 1963. Ketika mahasiswa Teknik Kimia UGM mendirikan TeknoSUFI -TeknoSociety Unified Fundamental Ideas, yang kemudian berkembang sebagai Kepercayaan IBUMI (1991) hingga
sekarang. Anggota Gugus Tugas Revolusi Mental Nasional dan Ketua Majelis Hikmah Kerapatan Indonesia Tanah Air KITA. Anggota Dewan Pakar MLKI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *